Ayo lawan COVID-19: StayAtHome-Jaga Jarak-Hindari Kerumunan-Pakai Masker-Jaga Kondisi Tubuh
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan

Jumat, 29 Mei 2020

Berkenalan dengan Lepisma Si Kutu Buku

| Lepsima saccharina | nikonsmallworld.com |
Lepisma saccharina, cantik namanya, tapi dia bukan orang yang diberi label kutu buku karena gemar membaca buku. Lepisma adalah hewan, kutu buku beneran. 
Nama umumnya (common name) adalah silverfish, memiliki tubuh yang meruncing ke belakang seperti ikan (id.wikipedia.org). Nama Indonesianya GegatLepisma saccharina adalah nama ilmiahnya (scientific name) untuk tataran jenis atau spesis, yang biasanya berasal dari bahasa latin atau dilatinkan yang terdiri dari dua suku kata. Kata pertama diawali dengan huruf besar merupakan penunjuk marga, kata kedua diawali dengan huruf kecil merupakan penunjuk jenis.

Nama depannya Lepisma adalah nama genus atau marga, yang berarti dia adalah anggota keluarga Lepismatidae. Oh ya, dalam ilmu tata nama mahluk hidup atau Taksonomi, kita semua punya nama ilmiah yang sama, Homo sapiens.

Lanjut tentang Lepisma, nama jenisnya saccharina menurut Om Wiki (id.wikipedia.org) merujuk pada perilakunya yang mencari asupan karbohidrat dari gula dan amilum.
Maksudnya, makanannya adalah karbohidrat. Mengingat pelajaran di bangku kuliah dulu,  nama lain karbohidrat adalah sakarida. Jadi nama Saccharina diambil dari kata sakarida atau karbohidrat yang merupakan makanannya. Hebatnya, si kutu buku pemakan karbohidrat ini bisa bertahan dalam kondisi lama tanpa karbohidrat. Kompetitif banget!

Sebenarnya habitat aslinya pada tempat-tempat yang lembab dan kaya makanannya seperti karbohidrat, misalnya di tempat yang ada humus atau sampah organik.

Lalu, kenapa sampai si Lepisma betah menghuni buku dan disebut kutu buku?

Elaborasi Definisi Filsafat Lingkungan Hidup

| Ilustrasi || sumber: aminoaps.com | 

Filsafat mencakup berbagai aspek kehidupan dan pengetahuan, termasuk lingkungan hidup. Menurut Keraf (2014) dalam bukunya Filsafat Lingkungan Hidup -- Alam Semesta Sebagai Sebuah Sistem Kehidupan, filosofi atau filsafat lingkungan hidup  merupakan:

  • sebuah pencarian, sebuah pertanyaan terus menerus tentang lingkungan hidup, baik tentang makna dan hakikatnya maupun tentang segala hal yang berkaitan dan menyangkut lingkungan hidup;
  • sebuah kearifan tentang lingkungan hidup, tentang ekosistem secara keseluruhan;
  • pergulatan dalam pencarian akan akar dari krisis dan bencana lingkungan hidup global dan upaya mencari jalan keluar.

Dengan pemahaman di atas, maka kita dapat mengelaborasi arti penting mempelajari atau melakukan aktifitas filosofis lingkungan hidup adalah:

Pertama, memberikan pemahaman tentang makna dan hakikat lingkungan hidup, melalui beragam upaya pencarian dan refleksi pemaknaan tentang lingkungan hidup.

Kedua, membentuk sebuah pola pikir, persepsi dan paradigma atau cara pandang kita terhadap lingkungan. Persepsi yang benar tentang lingkungan hidup akan memberikan dampak kepada aksi nyata kita terhadap lingkungan hidup. Pola pikir akan memengaruhi pola tindak.

Ketiga, menuntun perubahan paradigma berpikir tentang lingkungan hidup dan pola interaksinya, dari paradigma yang tidak pro-lingkungan ke paradigma yang bersahabat dengan lingkungan. Esensi dari adanya keberagaman dalam lingkungan hidup adalah, tak terhindarinya beragam pola interaksi yang harus dipahami. Kegagalan atau sesat pikir tentang pola interaksi akan menyebabkan kesalahan pola tindak manusia sebagai komponen penting dalam interaksi ekosistem lingkungan.

Keempat, menuntun perilaku yang penuh etika atau kearifan tentang lingkungan hidup, juga menuntun pola relasi manusia dengan lingkungan hidup. Etika lingkungan merupakan bagian dari filsafat lingkungan. Perilaku kita terhadap lingkungan berasal dari pencarian makna terus menerus tentang lingkungan dan seluk beluknya.

Kelima, menuntun pendekatan baru terhadap alam dari dominansi dan kontrol atas alam kepada sikap hormat,  kerjasama dan bahkan dialog dengan alam untuk dapat menangkap hakikat, keutuhan (integrity) ciptaan.

Demikian penting arti aktivitas filosofis berupa pencarian makna tentang pola interaksi kita dengan lingkungan secara terus menerus (sustainable) dalam problematika lingkungan hidup yang selalu ada baik dalam skala global maupun lokal.

Teruslah melakukan usaha pemaknaan yang akan menuntun sikap dan perilaku kita menyelamatkan bumi, ibu kita. Semoga catatan singkat ini bermanfaat bagi pemahaman dan tindakan yang pro lingkungan. Salam lestari.
====
note: Konten ini pernah tayang di Kompasiana.com 


Minggu, 05 Mei 2013

LULUSAN FMIPA UKIT (YPTK) TAHUN 2013


      Awal April 2013 tepatnya tanggal 6 April lalu, FMIPA UKI Tomohon (YPTK) kembali meluluskan sekitar 42 orang sarjana yang terdiri atas : 39 orang lulusan jurusan Farmasi; 2 orang lulusan jurusan Biologi; dan 1 orang dari jurusan Matematia/Statistika. Rektor UKIT Pdt.DR.R.A.D. Siwu dalam acara pelepasan wisudawan UKIT 2013 di Manado Convention Centre (MCC) Manado (6/4), mengatakan bahwa dalam menghadapi pasar kerja yang semakin kompetitif, maka para lulusan diharapkan dapat mengembangkan ilmu dan keahlian yang diperoleh selama duduk dibangku kuliah agar dapat memberi nilai tambah sebagai seorang Sarjana (S1).  Disamping itu para lulusan dapat menunjukkan pribadi-pribadi yang mampu berpikir positif sehingga akan memberi dampak positif juga bagi orang lain.  Demikian juga para lulusan hendaknya memiliki integritas yang tinggi agar mampu bersaing dalam dunia kerja, hal ini juga yang ditegaskan oleh Dekan FMIPA UKIT (YPTK) Sonny D. Untu,SSi,MSi.  Selamat bagi wisudawan FMIPA UKIT....,'small is beautiful'...!!!