Ayo lawan COVID-19: StayAtHome-Jaga Jarak-Hindari Kerumunan-Pakai Masker-Jaga Kondisi Tubuh
Tampilkan postingan dengan label KONDISI LINGKUNGAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KONDISI LINGKUNGAN. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 Mei 2020

Bumi Sunyi di Tengah Pandemi

| ilustrasi "Bumi Sunyi" || sumber: fssd.com | 
Tahun ini, bumi dalam situasi yang memprihatinkan dengan terjadinya pandemi global Corona Viruses Disease - 2019 (Covid-19).  

Sebagai upaya pencegahan transmisi  antar manusia dari varian baru virus Corona tersebut maka strategi Social dan Physical Distancing dengan tagar #StayAtHome atau #DirumahAja menjadi pilihan.

Alhasil, aktivitas di luar rumah dibatasi, pertemuan online/virtual menjadi pilihan menggantikan pertemuan offline. Rumah menjadi ramai, sekeluarga kumpul bersama, tapi di luar rumah, sunyi !  Kantor sunyi, mall sepi, hotel banyak yang menghentikan aktivitasnya. Jalanan pun sunyi.

Pandemi global Covid-19  hadir ketika bumi masih bergumul dengan perubahan iklim (climate change) dan pemanasan global (global warming).

Fenomena yang paling dirasakan dalam konteks perubahan iklim adalah suhu bumi makin panas. Dengan kondisi ini maka tak heran tema peringatan hari bumi bulan April 2020 yang lalu, seperti dirilis earthday.org adalah climate action. Perubahan iklim dianggap masih menjadi tantangan besar planet bumi.

Minggu, 04 Agustus 2013

Sorga Kehidupan Terkubur di Bawah Lapisan Es

Terkubur 3.700 meter di bawah permukaan es, mungkinkah ada kehidupan ? Yah, Danau Vostok, yang berada ribuan meter di bawah lapisan es, sebelumnya diklaim tak memiliki kehidupan, namun data terbaru seperti diberitakan KOMPAS.com ternyata tak seperti itu. Berikut kutipan berita Sains-Kompas.com.
Danau Vostok (Sains-Kompas.com)

KOMPAS.com — Ada surga kehidupan yang terkubur di bawah lapisan es Antartika. Danau Vostok yang berlokasi di Antartika dan terkubur ribuan meter di bawah lapisan es, berdasarkan riset terbaru, diduga merupakan lingkungan yang kaya dan beragam, bahkan diklaim memiliki ikan.

Beradasarkan analisis bahan genetik, para peneliti menduga adanya lebih dari 3.500 bentuk kehidupan yang berbeda pada danau yang sebelumnya dianggap "tidak ramah" bagi makhluk hidup ini.

Danau Vostok adalah danau sub-glasial terbesar di Bumi yang terkubur di bawah 3.700 meter di bawah lapisan es. Danau ini menempati urutan ketujuh sebagai danau dengan volume terbanyak dan urutan keempat untuk danau terdalam.

Para ilmuwan lama percaya bahwa lingkungan danau yang gelap dengan suhu dingin dan panas (dari ventilasi hidrotermal) serta mendapatkan tekanan dari es glasial yang ada di atasnya tidak memungkinkan adanya bentuk kehidupan.

Namun, analisis potongan es yang diambil dari cekungan utama bagian selatan dan pada ujung barat daya Danau Vostok memberikan bukti baru.

Tim peneliti Bowling Green State University yang dipimpin oleh Yury M Shtarkman dan Zeynep A Kocer berhasil mengumpulkan 3.507 rangkaian RNA dan DNA, fragmen sel dan virus, serta mengidentifikasi jenisnya dari 1.623 rangkaian.

"Kompilasi hasil menunjukkan bahwa organisme hidup dan bereproduksi di Danau Vostok," tulis mereka dalam hasil studi yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE pada Rabu (3/7/2013).

Dari sejumlah rangkaian yang teridentifikasi, 94 persen di antaranya adalah milik bakteri, sementara sisanya adalah makluk yang memiliki membran inti sel, disebut eukaryota, mencakup jamur, alga, dan lainnya.

Analisis lebih lanjut menunjukkan, rangkaian DNA merupakan milik makhluk hidup dengan habitat beragam, mulai yang hidup di danau, air payau, tanah, dan sedimen laut dalam.

Diuraikan BBC, Senin (8/7/2013), bakteri pemilik rangkaian bahan genetik yang ditemukan bersimbiosis dengan hewan maupun yang merugikan. Bakteri tersebut juga berasosiasi dengan anemon laut, cacing bersegmen, dan lainnya.

Ilmuwan juga menduga adanya bakteri yang hidup di lingkungan panas dekat ventilasi hidrotermal. Ventilasi hidrotermal, bila memang ada, akan menjadi sumber energi bagi makhluk hidup danau lainnya.

Berdasarkan bahan genetik yang ditemukan, Danau Vostok mungkin juga tak cuma memiliki mikroorganisme, tetapi juga organisme kompleks seperti ikan.

"Indikasi tambahan adanya hewan berasal dari adanya beberapa sequence bahan genetik yang merujuk pada bakteri anggota Enterobacteriaceae," jelas para peneliti seperti dikutip CBSNews, Selasa (9/7/2013).

"Ini mencakup sequemce dari spesies E coli, Erwinia, Klebsiella, Salmonella, dan Shigella, yang semuanya ditemukan di sistem pencernaan ikan dan hewan air lainnya," tambah peneliti.

Bila dikonfirmasi kebenarannya dengan penemuan makhluk hidup secara langsung, temuan ini akan memberikan harapan pada adanya makhluk hidup di luar Bumi.

Kondisi seperti Danau Vostok juga terdapat di tempat lain, seperti bulan Jupiter, Europa. Ada lautan di bawah permukaan yang mungkin juga menyimpan kehidupan.

Meski demikian, hasil penelitian ini juga perlu dikritik. Material genetik yang ditemukan bisa jadi merupakan kontaminasi dari masa lalu. (Dyah Arum Narwastu)

Kamis, 14 Februari 2013

PEMUDA GEREJA DAN LINGKUNGAN HIDUP



(materi PKPG Pemuda GMIM , Tondano 2012)
Oleh:
Meidy Y. Tinangon, M.Si.
========================
  Introduksi: “menggeser paradigma, merajut aksi”
A
da sebuah kisah tentang Kapal Titanic. Kapal yang besar dan megah di masanya. Kapal yang dianggap paling besar, paling kuat, paling megah, paling hebat ! Tak seorangpun meragukan kemampuan dari kapal tersebut. Tak ada yang berpikiran bahwa kapal yang hebat tersebut suatu saat akan tenggelam. Tak ada yang memusingkan diri dengan hal tersebut.   Dalam perjalanan tersebut, orang – orang sibuk dengan kesenangan bahkan pesta. Namun apa yang terjadi ? Suatu saat kapal mengalami masalah akibat bongkahan es di laut, kapal sudah mulai tenggelam perlahan namun orang masih sibuk dengan urusan kesenangan masing-masing. Hingga akhirnya kapal pun tenggelam dengan korban jiwa yang besar.
Dalam hubungan dengan topik bahasan kita, pandangan orang-orang terhadap kapal Titanic ini sama dengan cara pandang kita terhadap bumi atau lingkungan hidup kita.
Manusia telah sekian lama menganggap bumi ini sedemikian tangguh dengan segala proses alamnya. Kita merasa bumi ini demikian besar dan begitu jauh dari kesan kerapuhan. Kita merasa bumi sangat mampu menampung sejumlah besar manusia dan kita menganggap bumi kita demikian hebatnya, dan karenanya tak akan mungkin “tenggelam” seperti keyakinan para petinggi dan orang-orang pintar dalam kisah kapal Titanic di atas.
Padahal paradigma tersebut merupakan paradigma yang kurang tepat. Bumi kita memang besar dan luas, namun dia punya keterbatasan. Bumi kita punya “limit” yang mampu didukungnya. Limit tersebut kemudian dikenal sebagai batas toleransi dan kemampuan lingkungan mendukung segala perubahan dalam lingkungannya dikenal dengan daya dukung lingkungan (carrying capacity). Melampaui limit tersebut, bumi (lingkungan hidup) kita akan terganggu keseimbangannya (homeostatis).
Karenanya, bumi kita membutuhkan sebuah tindakan pemilharaan.  Namun sebuah tindakan itu membutuhkan perubahan paradigma. Sikap dan tindakan kita terhadap lingkungan hidup akan sangat tergantung pada paradigma yang terbangun dalam pikiran kita. Semoga perubahan paradigma itu akan terwujud atau makin mewujud disini untuk sebuah rajutan aksi penyelamatan bumi... Sebuah peran pelayanan bagi keutuhan ciptaan (integrity of creation).